Jumat, 20 Maret 2009

Jurnalis Sejati???

YA ampun, kenapa ya akhir-akhir ini aku sering sekali merasa kecapaian. Badan semuanya terasa pegal-pegal. Yang lebih parah lagi, aku sering merasa malas dan pengennya istirahat yang cukup. Padahal kegiatanku tidak begitu banyak, ya hanya mutar-mutar di kota Subang untuk mendapatkan sebanyak mungkin bahan berita. Liputan lebih tepatnya.

"Lho kok, kamu nyerah gitu sih. Bukannya itu adalah profesi yang kamu damba-dambakan sejak lama? Kenapa sekarang jadi banyak mengeluh?" Anita terus-terusan mengingatkanku saat kucurhat segala keluhan yang kualami setelah menjadi "kuli tinta" di sebuah koran harian.

Tujuannya sih bagus, dia pengen ngasih aku semangat. Tapi…. Ya, semoga saja aku tetap bersemangat, hingga cita-citaku menjadi Jurnalis sejati tercapai.

"Gimana mau jadi Jurnalis sejati, kalau baru beberapa minggu saja sudah ngeluh kaya gini," kini giliran Mita yang komentar.

"Kamu gak tahu sih Mit, gimana capainya jadi wartawan. Harus liputan ke sana-ke mari. Hugh,,, kadang suka putus asa kalau misalkan narasumbernya susah diajak ngomong. Kan repot, mesti mikir lagi, gimana caranya biar mereka bisa komen," aku tetap tidak mau kalah.

"Namanya juga hidup. Pasti penuh denagn perjuangan. Kalau kamu gak mau, ya udah gak usah dipaksain. Cuma, kamu mau ngapain kalau tidak menjalani tugasmu dengan baik itu?" Mita balik nanya.

"Iya sih, aku juga mikir, tapi…"

"Tapi apa?" Anita memotong omonganku.

Sumpah, aku kesel saat curhat semua itu. Mereka yang kuanggap sebagai teman baikku, bisa-bisanya ngomong kaya gitu. Mungkin sebaiknya dari awal aku memang tidak curhat kepada mereka. Tapi baguslah, itu berarti mereka selalu mendukungku.

"Ya Tuhan, semoga saja aku selalu diberi kekuatan untuk menjalankan segala proses hidup yang Kau gariskan untukku," harapku dalam setiap doa.

***

Subang, 3 April 2008

Tidak ada komentar:

Posting Komentar